Anak wedhok ulangan bahasa Inggris untuk pertama kalinya. Lumayanlah dapat skor 95 dr 100.. Nilai bukan tujuan, yang penting gimana pemahaman dia dan ngerjain sendiri π. Seneng liat perjuangannya belajar bahasa Inggris, berusaha memahami, fokus mendengar bahasa yang asing buatnya dan belajar ngucapin yang tak mudah buat lidahnya. β€οΈ
“Sudah jangan cerewet.. Mama lagi sibuk,” bentak seorang perempuan kesal sambil pegang gadget. “Anak kecil cerewet amat sih. Nurut aja sama orang tua,” kata yang lain. “Kamu budeg ya? Dipanggil nggak nyahut. Diajak omong diam saja!” Kira-kira gitu diucapkan orang pada anaknya sambil kesal. Matanya melotot. (Ehem.. semoga teman fbku tak ada yang pernah keceplosan marah gini).
Hiks.. Mereka tak tahu perjuangan orang tua anak-anak tuli sepertiku agar anaknya bisa mendengar, berbicara dan cerewet. Sungguh mendengar dan kecerewetan itu berbiaya mahal.. Andai mereka tahu.. π
Seharian ini Aziza menjalani syuting dari jam 9.30 pagi sampai jam 4 sore. Pengambilan gambar dilakukan oleh tim pembuat video dari Sydney, Australia. Mereka merekam aktifitas keseharian Aziza bersama keluarga dan anak-anak tetangga. Sungguh pengalaman baru buat kami sekeluarga.
Selama ini aku banyak mendengar, melihat dan dicurhati pasangan-pasangan yang berat menghadapi kondisi anak mereka yang berkebutuhan khusus. Ada ortu yang tak kuat terima kenyataan lantas mengalami gangguan kejiwaan, ada yang sedih berlarut-larut, ada yang menyembunyikan anaknya, ada yang menitipkan pada ortu di lain kota, ada yang cekcok sama pasangan tak harmonis lagi, hingga tak jarang ada yang cerai π. Yang kupikirkan cuma satu, bagaimana anak mereka? π
Mendongeng atau membaca buku bersama anak tuna rungu sangat penting untuk melatih pendengarannya dan meningkatkan kemampuan bahasanya. Sudahkah kita rutin membaca buku bersama anak? πΒ Atau malah jarang karena anak susah diajak baca buku? Atau malah orang tuanya yang sibuk? π
Alat bantu dengar (ABD) atau implan koklea hanyalah alat. Kalau sudah mendengar, berikutnya bagaimana? Alat hanyalah alat, anak tak bisa otomatis langsung bicara. Kemampuan mendengar dan berbicaranya harus dilatih mengejar ketertinggalannya. Berikut ini saya tuliskan apa yang kami lakukan sekeluarga bersama Aziza, sejak awal pemakaian alat baik ABD atau implan koklea.
Semua yang saya lakukan sekeluarga berdasar petunjuk terapisnya yaitu kak Ellen dan juga dari beberapa panduan Auditory Verbal Therapy (AVT) yang saya baca misal dari Warren Estabrooks atau dari bahan-bahan dari internet dan juga diskusi dengan orang tua anak tuna rungu lain. Saya tak akan menjelaskan teori AVT karena bisa dicari sendiri. π Saya tuliskan praktek yang kami lakukan bersama Aziza.
Lanjutkan membaca “Latihan Mendengar dan Berbicara (Sharing Pengalaman Aziza)”
Tanggal 20 Januari 2018 adalah hari bersejarah buat Genaro Abyakta Manaf. Tepat seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke-2, Genaro menjalani implan koklea di kedua telinganya di RSCM Kencana. Sebuah kado ultah yang menjadi awal baru hidupnya untuk bisa mendengar dengan implan koklea. Berikut ini foto-foto perjalanan genaro dari sebelum implan hingga dibuka perbannya. Semoga Genaro bisa segera mengejar ketinggalannya dan menjadi anak yang hebat nantinya. Amiiin.
Lanjutkan membaca “Suara Untuk Genaro, Sebuah Kado Ulang tahun”
Bertepatan dengan ulang tahun RSCM ke-98 dan Hari Kesehatan Nasional ke-53, Ibu Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek meresmikan Pusat Layanan Terpadu Implantasi Koklea pada Jumat, 4 November 2017. Berikut ini brosur tentang implan koklea dan tahapannya di RSCM. (Sumber: Departemen THT-KL RSCM)
Senang sekali rasanya saat pertama kali Aziza mengucap kata. Saat itu adalah hari ke-14 paska alat implan kokleanya diaktifkan. Aziza yang awalnya tak bisa mengucap sepatah katapun, akhirnya bisa mengucap ‘mama’. Seiring waktu, kata demi kata pun bisa dia ucapkan. Namun penantian panjang menunggu dia mengucapkan suara huruf ‘i’ cukup mendebarkan dan terasa lama. π
Suaranya begitu lancar dan jelas melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Remaja itu bernama Ali Haydar. Sungguh dari suaranya tak terdengar dia ternyata mengalami gangguan pendengaran dengan kategori sangat berat di kedua telinganya. Haydar mendengar dibantu dengan satu alat implan koklea di telinga kanan. Kini Haydar bahkan sudah hafal 13 juz Al-Quran.
Tulisan Nurvita Indarini di Detik.com, Kamis, 22/09/2016
Selama ini Illian Deta Arta Sari tidak pernah menyangka keterlambatan bicara si kecil terkait dengan gangguan pendengaran. Dia hanya menyangka anak ketiganya yang belum juga bisa bicara itu seperti anak keduanya yang juga terlambat bicara. Hanya saja si anak kedua ketika mulai bisa bicara, langsung berbicara dengan kata yang panjang-panjang.
Lanjutkan membaca “Kisah Ibu yang Ingin Balitanya Bisa Mendengar”
Blog ini saya buat untuk menuliskan perjalanan anak ketigaku, Aziza Sakhia Supriyadi,Β agar bisa mendengar suara dan belajar berbicara. Aziza yang lahir 12 Maret 2014 didiagnosa mengalami gangguan pendengaran sangat berat (profound hearing loss) pada 20 Agustus 2016. Hasil tes Berra dan ASSR menunjukkan bahwa dia hanya bisa mendengar suara diatas 110 desibel atau setara deru suara pesawat dari dekat. Dokter mengatakan sel-sel rambut kokleanya mengalami gangguan sejak dia masih dalam kandungan yang diduga karena virus CMV.