Cari

Memecah Sunyi Aziza

Perjalanan Untuk Bisa Mendengar dan Berbicara

Tag

ABD

Menghadapi 1001 Pertanyaan dan Komen (Yang Kadang Kejam)

Dalam hidup, kita takkan bisa mengontrol sikap orang lain kepada kita atau pada anak spesial kita. Kadang orang bisa bersikap tak enak atau berucap pedas entah disengaja maupun tak disengaja. Yang bisa kita lakukan adalah harus siap menghadapi dan kita persiapkan anak agar kelak mampu menghadapinya dengan tegar dan tidak emosi.

Lanjutkan membaca “Menghadapi 1001 Pertanyaan dan Komen (Yang Kadang Kejam)” β†’

Makeup Artist

Aziza sering melihat ibunya berdandan. Biasanya dia pun ikutan dandan di wajahnya sendiri. Tapi semalam dia ingin mendandani emaknya. Hehe. Baiklaaaah, nurut saja sambil ngobrol. Aziza saat ini sudah mulai bisa diajak dialog pendek. Hasilnya? hehehehe kayak orang bengkak-bengkak wajahnya..

Untuk anak tuna rungu, keluarga harus sering mengajak bicara, memberi tahu kosakata baru, meminta menirukan dan bertanya untuk melatih anak mengingat kata serta mendorong spontanitas. Latihan mendengar dan bicara ini bisa dilakukan dalam kegiatan apapun: memasak, berkebun, mencuci baju, mencuci piring, bersih-bersih rumah, merawat binatang dan lainnya. Buat semua orang tua, tetap semangat ya 😊

Apakah ABD Memperburuk Daya Dengar dan Berakibat Buruk Pada Otak?

IMG_0532

Beberapa orang tua anak dengan gangguan dengar bercerita bahwa anaknya dilarang memakai alat bantu dengar (ABD) sama sekali. Alasannya pendengarannya bisa makin parah. Dulu juga ada yang pernah melarang saya memakaikan ABD pada Aziza. Menghindari radiasi katanya. ABD saja tidak boleh apalagi implan 😊. Apa benar ABD bisa memperparah pendengaran? Saya pun tergelitik cari informasi, bertanya pada beberapa dokter, bertanya pada sesama ortu dan baca-baca.

Lanjutkan membaca “Apakah ABD Memperburuk Daya Dengar dan Berakibat Buruk Pada Otak?” β†’

Latihan Mendengar dan Berbicara (Sharing Pengalaman Aziza)

Alat bantu dengar (ABD) atau implan koklea hanyalah alat. Kalau sudah mendengar, berikutnya bagaimana? Alat hanyalah alat, anak tak bisa otomatis langsung bicara. Kemampuan mendengar dan berbicaranya harus dilatih mengejar ketertinggalannya. Berikut ini saya tuliskan apa yang kami lakukan sekeluarga bersama Aziza, sejak awal pemakaian alat baik ABD atau implan koklea.

Semua yang saya lakukan sekeluarga berdasar petunjuk terapisnya yaitu kak Ellen dan juga dari beberapa panduan Auditory Verbal Therapy (AVT) yang saya baca misal dari Warren Estabrooks atau dari bahan-bahan dari internet dan juga diskusi dengan orang tua anak tuna rungu lain. Saya tak akan menjelaskan teori AVT karena bisa dicari sendiri. 😊 Saya tuliskan praktek yang kami lakukan bersama Aziza.

IMG_0436
Aziza saat awal memakai ABD. Foto diambil Oktober 2016 di Ecopark, Jakarta.

Lanjutkan membaca “Latihan Mendengar dan Berbicara (Sharing Pengalaman Aziza)” β†’

Beda ABD dan Implan Koklea

Dengan adanya kemajuan teknologi, orang yang terlahir tuli, tiba-tiba kehilangan pendengaran, atau menua sehingga menurun pendengarannya kini bisa mendengar. Seperti anak saya, Aziza yang terlahir tuli dengan derajad gangguan sangat berat tapi saat ini bisa mendengar dengan bantuan implan koklea. Sebelumnya dia sempat memakai ABD super power 2,5 bulan saat persiapan implan. Ada banyak yang bertanya pada saya apa bedanya implan koklea dan ABD. Karena itu saya tuliskan tentang keduanya.

Lanjutkan membaca “Beda ABD dan Implan Koklea” β†’

Perlunya Cek Ling Six Sound Setiap Hari

Untuk mengoptimalkan kerja Alat bantu dengar (ABD), implan koklea, atau BAHA, pengecekan kemampuan alat perlu dilakukan rutin. Pengecekan sebaiknya tidak usah menunggu Aided FFT (Free Field Test) per 3 bulan. Sebaiknya pengecekan dilakukan tiap hari melalui tes Ling Six Sound sederhana yang bisa dilakukan sendiri.

Lanjutkan membaca “Perlunya Cek Ling Six Sound Setiap Hari” β†’

Nanda, Mendadak Kehilangan Satu Pendengaran

exif_temp_image
Nanda (kiri) dan ibunya, Rahma, saat main ke Ecopark, Ancol .

Bisakah kita membayangkan tiba-tiba kehilangan pendengaran di satu atau dua telinga kita? Semua bisa saja terjadi. Itulah yang dialami Nanda, pelajar berumur 15 tahun. Ibu Nanda yaitu Rahma tak menyangka putrinya yang sudah bersekolah bakal kehilangan pendengaran di salah satu telinganya. Kini Rahma dan Nanda sedang berusaha memulihkan di Jakarta.

Lanjutkan membaca “Nanda, Mendadak Kehilangan Satu Pendengaran” β†’

Kisah Inspiratif: Shalom, Umur 6 Tahun Sudah Operasi 12 Kali

IMG_1860
Shalom Berpose Balet

Gadis kecil itu terlihat riang bercerita dan bernyanyi di depan publik. Dia tuna rungu dan bicaranya lancar. Shalom Jemima namanya. Di usianya yang masih sangat belia, dia sudah 12 kali berjuang di atas meja operasi.

Lanjutkan membaca “Kisah Inspiratif: Shalom, Umur 6 Tahun Sudah Operasi 12 Kali” β†’

Kisah Barraz, Semua Dijual Demi ABD

Pertama Bicara Mengucap “Allah” SWT..

Barraz di Jogjakarta dan Aziza di Jakarta pakai kaos kembaran..

Salah satu sahabat cilik Aziza (3,5 tahun) adalah Barraz Tabrizio Liddien Zubula (4,3 tahun) yang sama-sama tuli sangat berat. Orang tuanya yang sangat sederhana tak menyerah, dan menjual apa saja isi rumah demi beli Alat Bantu Dengar (ABD). Setelah dua tahun pemakaian, kini Barraz makin banyak kemajuan dalam berbicara. Ini sepenggal kisah mereka.

Lanjutkan membaca “Kisah Barraz, Semua Dijual Demi ABD” β†’

Situs yang Didukung WordPress.com.

Atas ↑