Pada 20 Agustus tepat 2 tahun lalu, kami tahu untuk pertama kalinya kalau Aziza tak bisa mendengar. Dunia rasanya gelap gulita. Aku rasanya masuk ke dalam jurang kesedihan sedalam-dalamnya dan saat itu tak tahu kapan bisa keluar dari perasaan hancur itu. Alhamdulillah sekarang aku bisa senyum, bisa ketawa. Banyak hikmah dibalik ini semua. Iya Aziza ada gangguan dengar, tuna rungu alias tuli. Tapi hidupku jauh lebih menyenangkan sekarang. Bisa dibilang lebih bahagia. Meski tak dipungkiri kadang ya naik turun emosinya. π
Mempunyai anak berkebutuhan khusus mengajarkanku banyak arti hidup. Sekarang aku lebih bisa mensyukuri hal-hal kecil yang dulu tak terlihat dan tak terasa. Jadi, rasanya banyak hal menyenangkan yang terjadi. Misalnya saat pertama kali mendengar Aziza mengucap huruf “i” yang sudah ditunggu berbulan-bulan. Rasanya benar-benar terharu dan airmataku meleleh. Sesederhana itu π.
Bagi orang lain yang anaknya tak ada masalah pendengaran atau masalah kesehatan apapun tentu hal itu biasa. Malah tak jarang ada orang tua risih anaknya cerewet nanya ini itu. Tapi buatku , bisa mengucap huruf “i” saja luar biasa rasanya hingga dia lancar menyebut “mami” π. Maknyes. Cles setiap dipanggil Aziza. Bayangkan itu cuma contoh rasa senang mendengar satu huruf. Padahal ada sekian banyak huruf dan kata. π Sungguh Allah SWT Maha Baik.. π
Buatku sendiri sudah begitu banyak hal baik yang pernah kuraih. Kerja dapat kemudahan, pernah mencapai posisi tinggi, gaji lumayan, dapat S2 di Australia, banyak keliling Indonesia dan juga keliling ke luar negeri. Semua sudah. Sekarang wis gak mikir mengejar karir setingginya, gak mikir ngejar dapat gaji gedhe juga. Buat apa gelar berderet, uang melimpah ruah tapi anak tak keurus apalagi ada yang berkebutuhan khusus dan membutuhkan banyak hal yang extra. Ya.. anak implan butuh semua serba extra, dari extra sabar ngajarin, extra waktu mendampingi terapi, dan juga extra dari finansial. Semoga selalu dicukupkan. π
Sekarang menikmati hidup bersama keluarga saja, dan berbuat baik sebanyak-banyaknya, sebisa mungkin. Hidup hanya sesaat, harus banyak mengumpulkan amal baik dan amal ibadah. π
Khusus untuk Aziza, yang kupikir sekarang adalah mendampingi dia agar bisa menembus keterbatasannya dan mandiri kelak, syukur kalau bisa berprestasi. Semoga dia bisa mendapatkan banyak pengalaman seperti yang pernah kudapatkan. Amiin. ππ
Tinggalkan Balasan