Meski biasa nulis, tapi rasanya tulisanku kurang oke. Ibarat nyambel terasi, kurang mantep terasinya hehe. Karena itu sekarang gabung dengan kelas nulis narasi yang diadakan Pantau setiap Rabu malam dengan pengajar mas Andreas Harsono.
Selama ini boleh dibilang aku biasa menulis. Secara garis besar ada empat gaya atau tuntutan penulisan yang berbeda yang kujalani. Saat jadi wartawan Jawa Pos, setiap hari ada tuntutan menulis mendalam dan cepat minimal 3 tulisan per hari. Gaya penulisan di koran tentu beda dengan tulisan akademis. (Eh betewe dulu kalau pagi suka stress takut kebobolan koran lain.. Jadi wartawan bukan semata soal menulisnya tapi juga mencarinya dan tidak boleh kebobolan sama media lain hehe π).
Saat pindah ke ICW model penulisan untuk riset, press release dan laporan beda lagi. Ketika lanjut sekolah ke Melbourne, tiap hari berkutat dengan baca dan nulis. (Eh tapi masih sempat kerja dan jalan-jalan ding hehe). Per semester tugas nulisnya 20.000 kata dengan standar akademis yang beda lagi dan tuntutannya banyak ππ». (Plus pake bahasa Inggris pulak hihi π). Nah selama nulis blog, gaya nulisnya tentu beda sama yang lainnya. Lebih santai sak karebku dhewe hehe
Meski telah melalui tulis menulis dengan lingkungan dan model berbeda-beda, tapi rasanya memang kurang. Kadang kalau melihat tulisan orang lain terus melihat tulisan sendiri kok tulisanku jauuuuuh banget di belakang mereka. π Pengen juga nulis panjang yang serius tapi renyah kriuk banget dibacanya. Pengen juga nulis cerita fiksi yang bagus, atau novel yang bisa membuat pembacanya terhanyut. Hehe.. Semoga ke depan juga bisa menulis buku tentang dunia pendengaran.
Aku sadar ada banyak hal yang tak kuketahui. Saat ikut kelas menulis pantau, memang ketemu hal-hal yang selama ini jadi peganganku nulis. Tapi aku banyak juga menemukan hal baru yang selama ini tidak kuketahui dan tidak kukuasai. Rasanya senang bisa belajar lagi.
Makin banyak belajar, makin sadar bahwa diri ini banyak yang tak tahu dan harus terus belajar hehe.. . Belajar, belajar dan belajar bukan hanya kerja, kerja dan kerja atau ngomong, ngomong dan ngomong π¬π
Oya, sebelum berangkat kelas menulis semalam, aku pamitan pada mamah. Rupanya mamahku heran. “Jadi kamu mau les menulis?” tanya mamah penasaran. “Iya les menulis,” jawabku. Rupanya mamah tak puas dengan jawabanku. Dahinya mengernyit, wajahnya masih penuh keheranan. “Biar tulisan tangannya jadi bagus gitu?” tanyanya dengan mata melebar heran, sambil memperagakan gerakan tangan menulis. Haha.. Aku pun ketawa. “Ya ampun mamaaaaah.. Les menulisnya bukan menulis dalam arti sesungguhnya menulis pakai tangan. Tapi membuat sebuah tulisan. Bisa pakai laptop atau nulis di hape,” jawabku. “Tulisan tanganku elek yoben,” tambahku hehe..
Jakarta, 28 Maret 2018
Illian DAS
Tinggalkan Balasan