Siang itu, Nina duduk tenang di sebuah sofa. Gadis remaja berumur 16 tahun itu sesekali tersenyum sendiri. Dia tuna netra, tuna rungu, tak bisa bicara, penyandang cerebal palsy dan masih ada disabilitas lain. Dengan kondisinya itu, Nina hanya bisa merespon sentuhan. Saat kuraba tangannya perlahan, dia langsung menarik diri, tapi kemudian tangannya ganti mengelus tanganku, seperti pengen tahu siapa orang yang mengelusnya. Nina hanyalah satu diantara penghuni wisma lain, anak-anak surga.
