Tadi dikunjungi mbak Dwi Handayatun sekeluarga. Anak no 1 yaitu Winar Utomo sama seperti Aziza, ada gangguan dengar dan memakai alat bantu dengar/ ABD. Mbak Dwi bilang tadi adalah pertama kalinya liat anak pakai implan koklea. Mbak Dwi takjub melihat alatnya bisa nempel di kepala Aziza hehe 😘.
Saya sendiri salut dengan perjuangan mbak Dwi sekeluarga. Suaminya, mas Narso Yanto adalah pekerja keras, dan mbak Dwi ibu yang tangguh. Mereka tinggal di kontrakan sederhana di perkampungan padat Rawa Buaya. Himpitan ekonomi tak pernah memudarkan semangat. Tangan Tuhan pun selalu bekerja memudahkan langkah mereka.
Saat Winar kecil, mereka mondar-mandir dari Rawa Buaya di ujung Barat Jakarta ke RSCM di pusat Jakarta yang jauh banget. Selain gangguan dengar, Winar juga mengalami pengapuran di otak. Dulu belum ada BPJS dan harus bayar meski pakai SKTM. Semua dilakoni.
Perjuangan mbak Dwi dan mas Narso membuahkan hasil positif. Winar bisa lancar bicara, baca tulis dan kini sekolah di SMP negeri.
Ternyata perjuangan belum selesai. Anak keduanya yaitu Sarah mengalami speech delay meski semua indera berfungsi baik. Perjuangan berlanjut mondar-mandir lagi ke rumah sakit dengan Sarah. Tapi sekarang Sarah dinyatakan lulus terapi wicara dan PRnya meningkatkan rasa percaya dirinya.
Winar yang sering dapat bullying verbal atau fisik juga terus semangat sekolah. Dia pernah disabet tanaman gatal, dilempar, dipukul hingga berdarah, dikeroyok dll. 😢Ibunya terus tegar melindungi. Semoga Winar dan adiknya Sara bisa sukses. Semoga mbak Dwi dan suami tetap sabar dan dimudahkan semuanya. Amiiiiin.
Buat yang punya anak yang tak kurang apapun, tolong ajari putra putrinya untuk berempati pada yang berbeda. 😘😘😘😘
Tinggalkan Balasan