
Kemampuan bicara Aziza makin hari makin jelas. Kini Aziza sudah bisa mengucapkan semua huruf kecuali “R” yang belum begitu jelas 100%, atau masih agak samar seperti bule hehe. Proses Aziza tak mudah, dulu dia sempat mengalami hambatan bicara karena ada gangguan oral motor sehingga susah memproduksi beberapa bunyi khususnya konsonan.
Saat tes kemampuan bicara di bulan Oktober 2019 di umurnya 5 tahun 7 bulan, pemahamannya sudah seperti anak umur 7 tahun atau lebih tinggi dari usianya. Tapi bicara spontannya masih seperti umur 4 tahun 9 bulan belum sama dengan anak seumurannya. Kosakatanya banyak tapi kalau mengucap dalam kalimat kadang ada huruf yang tak jelas atau belibet ngucapnya. Ternyata ada masalah di oral motornya. 😪
Berdasarkan hasil evaluasi 3 terapis, maka Aziza perlu menjalani terapi oral motor. Karena itu, selain terapi Auditory Verbal Therapi dengan terapis di Kasoem Cikini dengan kak Sharent Carolita Angelina Ellen kami juga mengundang terapis khusus lain yaitu bu Sri Mungkarti untuk melakukan terapi oral motor di rumah seminggu sekali. Di luar 2 jenis terapi dengan 2 terapisnya, kami di rumah pun tiap hari melakukan terapi sendiri. ❤️
Untuk terapi oral motor ini per jam 250 ribu untuk di Jakarta 😬. Kami ambil 4 kali sebulan. Ini termasuk murah tapi memang tak semua punya kelonggaran uang untuk mengundang terapis, pergi ke tempat terapi yang jauh atau sudah kebanyakan terapi yang lain dengan biaya banyak.
Buat yang mau hemat, silahkan lakukan sendiri rutin di rumah. Alat yang dipakai Aziza ada: sikat oral motor, peluit, wooden tongue depressor, sikat sensori, dan chewy tube/ alat melatih nggigit yang berwarna merah.


Selain model terapi ini, ada lagi minum sruput-sruput dari gelas, minum pakai sedotan putus-putus, niup kertas/ lilin.
Menyiksakah terapinya? Tergantung terapis dan pendekatan ke anak juga sih. Aziza selama ini selalu antusias terapi AVT dan terapi oral motor. Kalau terapi AVT dia sudah jalani 2,5 tahun dan setiap minggu dia nagih minta terapi karena buatnya sangat menyenangkan. Terapi AVT tak terasa terapi buatnya karena metodenya bermain. Semua dilakukan dengan riang gembira. Untuk terapi oral motor, dia juga santai. Aziza nurut dan sesekali ngoceh, bicara atau ketawa 😊. Terapis yang sabar, tak galak, tak memaksa sampai nangis dan bisa mengerti anak itu penting. Bekerja dengan hati. ❤️.
Aziza banyak kemajuan. Semua huruf sudah jelas kecuali R. Huruf R yang selama ini susah diucapkan makin keluar tipis-tipis baik huruf R di depan atau di tengah misalnya kata “Sri atau Putri” ❤️.

Cara menggunakan alat:
- Sikat oral motor di gunakan untuk merangsang syaraf di gusi atas bawah serta samping, syafat pipi dan lidah. Lakukan gerakan seperti menyikat dengan berbeda-beda arah secara berulang-ulang
- Wooden Tongue Depressor digunakan untuk menguatkan bibir dengan latihan menahan kayu seperti mingkem. Dimulai dari 2 kayu, nambah 3,4 dan tahan beberapa menit. Selain itu dipakai untuk latihan menguatkan rahang dengan latihan menggigit dari 2,3,4 lapis.
- Peluit dipakai untuk latihan meniup dengan kencang sampai pipi menggembung. Tujuannya untuk melatih bibir, merangsang syaraf area mulut dan pipi dan mengatur nafas. Silahkan pakai peluit yang ujungnya tebal dan tipis. Lakukan meniup, lepas, tiup lagi, lepas lagi, begitu seterusnya.
- Sikat sensori digunakan menyikat permukaan kulit tangan kiri kanan dan wajah. Syaraf di kulit perlu dirangsang dengan gerakan/ arah berbeda.
- Alat penggigit digunakan untuk menguatkan rahang. Hasil evaluasi terapis menunjukkan rahang Aziza tak cukup kuat mengunyah dan rahang kiri lebih dominan dipakai ketimbang yang kiri. Karena itu, PRnya adalah membuat dia mengunyah kiri kanan sembang, dan memberikan makanan berserat kerat yang dia harus kunyah seprti daging. (So makanan juga pengaruh ya). Untuk melatih, kami gunakan alat gigitan ini untuk latihan menggigit kencang di kiri dan kanan bergantian.
- Selain itu lakukan pemijatan area mulut dalam dengan pakai sarung tangan. Jangan lupa, area wajah dan mulut juga dipijat untuk merangsang syaraf muka dan bibir.
Lakukan rutin setiap hari, 2 atau 3 kali sehari. Selamat mencobaa..
Oya.. selain soal terapi di atas, hal lain yang penting adalah soal ngunyah. Perlu diperhatikan apakah anak dominan ngunyah di kanan saja, di kiri saja, atau sudah seimbang kiri kanan. Kalau masih dominan salah satu, maka rahang salah satunya juga harus dilatih untuk ngunyah. Jenis makanan juga perlu diperhatikan. Ada anak yang maunya hanya makan lembut saja. Kalau umur sudah gedhe, harus terus dilatih mengunyah yang bervariasi, misal daging sapi untuk menguatkan rahang dan berguna dalam proses berkomunikasi verbal.. 🙏
Makasih sudah baca. Semoga bermanfaat
Salam, Illian – 081282032922
Tinggalkan Balasan