Hari ini, 9 Desember, tepat setahun Aziza dioperasi implan koklea. Masih terbayang pagi itu air mata terus bercucuran saat menunggu Aziza di luar ruang operasi.
Buat saya pribadi, begitu banyak hal baik yang harus di syukuri. Melihat anak lain yang lebih berat perjuangannya dan kegigihan orang tuanya, rasanya saya tak pantas mengeluh. Tak perlu malu juga punya anak tuli atau berkebutuhan khusus lain. Kalau orang tuanya malu, bagaimana si anak menjalaninya? Setiap anak istimewa mempunyai minat dan bakatnya sendiri, tinggal bagaimana orang tua mendukungnya. 😊
Buat yang anti vaksin, tolong jangan pikirkan diri sendiri. Ada vaksin yang bisa mencegah terus bertambahnya anak-anak dengan masalah kesehatan. Penyandang disabilitas di Indonesia hitungannya sudah jutaan bukan angka yang kecil. Buat yang anti vaksin, anaknya gak divaksin mungkin gak apa-apa (Alhamdulillah pas gak kena virus). Tapi pikirkan juga sikapnya bisa menimbulkan korban yang sebenarnya bisa dicegah lewat vaksin, misal vaksin MMR. Betapa banyak ibu hamil yang kena virus sehingga anaknya ada gangguan bawaan karena virus Rubella misalnya: hidroshepalus, mikroshepalus, cerebal palsy, lumpuh, tuli, katarak, global delay development, jantung bocor, pengapuran otak dll.
Kalau ada anak lahir dengan masalah kesehatan karena ibunya saat hamil ketularan virus oleh yang anti vaksin, di mana tanggung jawabnya? Anak-anak tak berdosa akan seumur hidup menjalaninya. Apakah itu bukan sebuah kesalahan karena membahayakan anak lain? 😔
NB: Aziza kena CMV yang belum ada vaksinnya. Tapi di Indonesia, virus Rubella menjadi momok karena begitu banyak anak sudha menjadi korbannya. Rubella bisa dicegah dengan vaksin MMR.
Makasih buat semua yang telah mendukung dan mendoakan Aziza & kami sekeluarga 😘
Makasih grafisnya kakak Sigit Wijaya.. Semoga jaya terus di darat, laut dan udara hehe
Tinggalkan Balasan