Hari kedua sekolah, kami berangkat naik bajaj. Pas sampai, bune bayar bajaj. Eh ya ampuuun, Aziza lari kuenceng masuk sekolah saking semangatnya. Dia ninggalin ibunya trus dadah-dadah cium jauh di pintu hehe..
“Bye bye mamiiiiiii. Aziza sayang mamiiiiii.” 😍
Aziza pun menghilang masuk gedung. Nyesss.. Seneng melihat senyum lebarnya. Aziza nggak mbok-mboken atau ngglendot mewek susah di lepas. Dia pede langsung membaur sama teman-temannya yang semuanya tak ada yang tuli seperti dia..
Dulu sebelum implan koklea, dia penakut, tak bisa ke tempat baru, takut ketemu orang baru, tak mau salaman dan selalu berusaha sembunyi di balik tubuhku atau menjauh. Dulu wajahnya syahdu, tatapan mata seperti mendung. Sekarang cerah penuh senyum, tatapannya tajam. Dia jadi anak yang pede sekarang ❤️.
Setelah Aziza masuk, aku ke samping gedung melihatnya bersama teman-temannya. Dia ketawa-tawa sambil joged. Dari balik kaca, bune menarik nafas. Teringat perjuangan sejauh ini. Begitu panjang, menguras tenaga, waktu, pikiran dan finansial. Melelahkan tapi tak boleh membuat menyerah. Emosi pun kadang naik turun. Tapi semua harus dihadapi positif.
Di sisi lain, begitu banyaaaak berkah dan begitu banyak hal kecil yang menyenangkan juga. Yang jelas begitu banyak kejutan, seperti dapat doorprize nggak selesai-selesai. Buatku, setiap mendengar dia bisa bersuara baru itu sangat menyenangkan. Misalnya setelah 9 bulan paska operasi, dia baru bisa mengucap huruf “i”. Duh rasanya kayak dapat doorprise motor. Hehe.. Aku nangis saat mendengar dia mengucap “i”. Yang punya anak tak ada gangguan dengar tentu biasa saja mendengar anak bicara.. Buatku, mendengar per huruf saja menyenangkan. 😍
Sekarang Aziza belum mengucap “r” secara jelas. Mengucapnya masih cedal kayak bule hehe. Dia juga belum begitu jelas mengucap huruf “k” di awal dan tengah kata. Kalau di tengah dan belakang bisa.. 😊. Rupanya Aziza ada masalah oral motor. Kosakatanya banyak, tapi kalau masuk kalimat panjang ada huruf-huruf yang menghilang atau pengucapannya tipis. Kalau excited, dia juga suka buru-buru bicara.
Karena itu mulai minggu depan, selain terapi AVT di Kasoem hearing center sekali seminggu, terapinya ditambah fokus pada oral motor 2 kali seminggu dengan mengundang terapis lain ke rumah. 😁. Jadwal sekolah Aziza sendiri tiap hari dari jam 8-11. Hehe.. Aziza sibuk bingit. Aku pun ikut sibuk mendampingi tentunya. 🙆♀️. Belum lagi mau masukin Aziza untuk kelas minat dan bakat.
Dia suka banget koprol, jumpalitan dan loncat-loncat. Kepikiran masukin club senam atletik. Dia juga suka gambar. Akhir-akhir ini gambarnya terlihat agak HOROR. Kayak makhluk-makhluk bergigi tajam, berambut gondrong, mata melotot. Hehe 🙈. “Mami.. ini lari-lari, lalu terbang. Rambut panjaaaang,” katanya. Duh 🙈🙈🙈
Perjalanan masih panjang.. Dinikmati saja.. Hasil takkan menghianati usaha bukan? 😊.
Satu yang pasti, aku takkan malu punya anak tuna rungu dan takkan pernah menutupi. Aziza juga terus kusiapkan biar tak pernah malu dengan keadaannya .. ❤️ Kalau ada yang melototi kepala Aziza atau bisik-bisik, biasanya aku akan senyum dan menjelaskan. Aku juga melibatkan Aziza untuk menjelaskan apa di kepalanya. Aziza pun cuek dan berusaha ikut menerangkan telinga robotnya.
“Ini alat. Aziza dengar,” katanya masih dalam kalimat pendek sambil menunjuk alatnya. 😊❤️
Tinggalkan Balasan