Sebagai seorang ibu yang melahirkan, tentu kita ingin mendampingi anak kalau bisa sampai mereka mandiri hingga kita tua nanti. Apalagi punya anak berkebutuhan khusus, tentu kepikirannya dobel. Karena itu kita harus sehat. Salah satunya waspada dan mencegah kanker serviks melalui pap smear dan vaksin HPV.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah pembunuh no 1 perempuan Indonesia. π Sudahkah rutin pap smear per 2 tahun? Sudahkah divaksin HPV?
Banyak yang menyediakan layanan pap smear dengan biaya murah. Yuk jangan ditunda. Buat suami-suami, kalau sayang istri dan sayang anak, antar istrinya atau ajak tes pap smear. Syukur-syukur bisa sekalian membiayai vaksin HPV. π
Untuk pertama kalinya saya tes pap smear di klinik dekat rumah yang disubsidi pemerintah. Biaya pap smear 75 ribu dan jasanya klinik serta bidannya 50 ribu. Totalnya hanya 125 ribu. Biasanya bertahun-tahun saya tes di rumah sakit swasta dan biayanya plus dokter spesialis ga 1 juta π¬.
Di beberapa tempat, seringkali pemerintah menggalakkan pap smear gratis untuk yang punya kartu BPJS. Jadi tak ada alasan menunda dengan alasan biaya mahal ya? Cari yang murah tentu banyak sekarang karena pemerintah mensubsidi tesnya.
WHO menempatkan Indonesia di urutan pertama negara dengan penderita kanker serviks terbanyak sedunia. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, setiap tahun setidaknya ada 15.000 kasus baru kanker serviks. π
Masih menurut Yayasan Kanker Indonesia, setiap harinya ada 40-50 diagnosa baru penderita kanker serviks dan 20-25 diantaranya meninggal π. Diperkirakan setiap jamnya ada perempuan Indonesia meninggal karena kanker ini atau sekitar 600-750 meninggal per bulan. π
Ada banyak hal untuk mencegahnya. Salah satu pencegahannya adalah dengan vaksin HPV. Namun biayanya yang mahal membuat perempuan Indonesia sedikit sekali yang melakukan vaksin π. Saya pernah vaksin paket 3 kali Rp 2,5 juta. Mahal memang. Itu yang menyebabkan begitu banyak perempuan tidak mau atau tidak mampu vaksin. Ironisnya, ketika ada program pilot project vaksin HPV pada siswi SD di Jakarta banyak yang menyebarkan info hoax. π
Saya sendiri dapat sebaran pesan dari ortu sesama murid di grup Whatsapp. Tentu saya info menyesatkan itu. Pesan berantai itu mengatakan vaksin haram, vaksin membuat anak SD cepat menopouse, vaksin membuat mandul, vaksin HPV adalah kepentingan Kafir, vaksin HPV juga membuat anak bisa kena kanker serviks karena tubuh dimasuki virus , vaksin gratisan itu murahan cuma buat percobaan anak-anak SD dll π. Ya ampuuuuun π Bayar sendiri jutaan gak mau atau gak mampu, eh digratis nyinyir π.
Korban terus berjatuhan. Pemerintah melalui Kemenkes berusaha mencegah tapi ada saja org berpikiran sempit. Apa nunggu kena dulu jadi penerita kanker serviks atau ada korban dari keluarga dekat baru sadar? Kok memprovokasi yg salah π Memang divaksin tidak akan menjamin 100% bebas kanker. Tapi setidaknya ada usaha pencegahan, meningkatkan kekebalan.
Semoga semua yang baca ini sudah rutin pap smear sebagai screaning rutin. Kalau terdeteksi ada sesuatu sejak dini, tentu pengobatannya bisa diusahakan, tidak seberat kalau stadium lanjut.
Syukur alhamdulillah kalau sudah vaksin HPV juga. Seringkali banyak yang pesta nikah habis puluhan juta mampu, tapi seringkali untuk membayar vaksin untuk kesehatan berat. OWEL bahasa jawanya. Buat suami-suami, kalau sayang istri dan tidak ingin anaknya ditinggal di usia muda, biayai vaksin istrinya. Itu wujud sayang kan? π
Semoga kita diberi sehat, dan umur panjang. Amiiin.
Tinggalkan Balasan